Minggu, 11 Maret 2018



Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota negara dan kota terbesar di Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di pesisir bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan beberapa nama di antaranya Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia. Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan J-Town, atau lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York City (Big Apple) di Indonesia.
Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa (2011). Wilayah metropolitan Jakarta (Jabodetabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia.
Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, Jakarta merupakan tempat berdirinya kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN. Jakarta dilayani oleh dua bandar udara, yakni Bandara Soekarno–Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma, serta tiga pelabuhan laut di Tanjung Priok, Sunda Kelapa, dan Ancol.
 Nama Jakarta sudah digunakan sejak masa pendudukan Jepang tahun 1942, untuk menyebut wilayah bekas Gemeente Batavia yang diresmikan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1905. Nama ini dianggap sebagai kependekan dari kata Jayakarta (Dewanagari जयकृत), yang diberikan oleh orang-orang Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) setelah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Nama ini biasanya diterjemahkan sebagai "kota kemenangan" atau "kota kejayaan", namun sejatinya berarti "kemenangan yang diraih oleh sebuah perbuatan atau usaha".








 Makanan khas Jakarta:

1.Kerak Telor


Untuk yang pertama, kamu mungkin sudah tidak asing dengan makanan ini. Namanya kerak telor. Makanan khas Betawi ini bisa dikatakan sebagai ikon kuliner Jakarta yang dikenal oleh orang-orang dari luar kota Jakarta. Kerak telor sendiri adalah makanan yang dibuat dari bahan dasar berupa beras ketan putih, telur ayam atau telur bebek, ebi kering, bawang goreng, dan diberi bumbu halus dari campuran kelapa sangrai, cabe merah, garam, gula, merica, jahe, dan kencur.
Kerak telor dimasak dengan cara yang unik. Biasanya panganan ini dimasak dalam wajan kecil tanpa menggunakan minyak. Saat dibakar dengan arang, kerak telor yang sudah setengah matang akan dibalik bersama dengan wajannya. Perihal rasanya, kerak telor akan memberikan pengalaman baru bagi lidah kamu. Rasa kerak telor yang gurih dengan tekstur beras ketan yang legit akan membuat kamu betah berlama-lama untuk mengunyahnya.


2.Biji Ketapang

Untuk mengisi waktu luang, orang Jakarta mempunyai cemilan khas yakni kue biji ketapang. Saat menjelang lebaran, biasanya banyak orang yang membuat biji ketapang untuk dimakan sendiri ataupun dijual. Camilan ini sangat cocok disuguhkan ketika ada tamu dadakan. Selain Jakarta, biji ketapang juga bisa ditemukan di daerah-daerah lain dengan penggunaan bahan yang beragam. Khusus di Jakarta, biji ketapang biasanya dibuat dari tepung terigu yang dicampur dengan kelapa muda.
Saat digigit, biji ketapang biasanya akan renyah, tergantung seberapa mahir pembuatnya. Kalau kamu penasaran untuk mencoba biji ketapang yang gurih dan manis, mungkin akan kesulitan untuk menemukannya apabila tidak berada dalam momen puasa atau menjelang lebaran. Kalau kamu sangat ingin mencobanya, maka tak ada salahnya untuk belajar membuat sendiri. Kue ini mudah dibuat dan tidak memerlukan bahan-bahan yang sulit dicari.


3.Geplak Betawi


Dari tekstur dan tampilannya, makanan khas Betawi yang satu ini mirip seperti tape yakni lembut dan tampak seperti dibaluri bedak. Tapi untuk rasanya, geplak betawi mempunyai cita rasa manis, sedangkan tape rasanya asam. Kue khas Betawi ini sekarang sudah langka. Kehadiran kue geplak betawi biasanya ada di saat pesta pernikahan di mana kue ini akan dijadikan kue pengantar pengantin pada pesta pernikahan adat betawi.
Kamu mungkin penasaran, kenapa kue ini dinamakan geplak. Dari penuturan sebagian warga yang pernah membuatnya, kue ini dibuat dengan cara diaduk pakai tangan dan setengah dipukul. Karena dipukul maka lahirlah nama geplak betawi. Kue ini bisa tahan hingga satu minggu. Kalau mau lebih awet, kue ini bisa disimpan di dalam lemari pendingin. Kalau kamu mau membelinya, kue ini dijual dengan harga mulai dari Rp50.000 sampai Rp100.000.


4.Dodol Betawi
Dodol memang bukan makanan asli Betawi, namun di Jakarta, terkenal dengan salah satu dodolnya yang bernama dodol betawi. Dari segi tampilan, mungkin dodol betawi tampak kurang menarik. Warnanya yang hitam kecokelatan kurang mengundang selera, tapi tidak dengan rasanya yang bervariasi yakni ketan putih, ketan hitam, dan durian. Dodol betawi bukanlah makanan yang bisa didapatkan setiap hari. Kehadirannya hanya pada saat Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, atau pada pesta-pesta khas Betawi.
Dodol betawi menjadi makanan khas Betawi yang paling diburu oleh mereka yang tak tinggal di Jakarta, biasanya para pekerja yang ditugaskan ke luar kota dan kebetulan kota tujuannya tersebut adalah Jakarta. Dodol betawi dipasarkan dengan harga yang beragam, namun cenderung tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh proses pembuatan dodol yang tak mudah, tak sebentar, dan memerukan tenaga ekstra untuk mengaduknya. Karena hal tersebut pula dodol betawi tak bisa dibuat oleh sembarangan orang.


5.Asinan Betawi


Di Indonesia, terkenal dua jenis asinan yakni asinan Bogor dan asinan Betawi. Asinan bogor umumnya menggunakan buah-buahan tropis dan jarang yang menggunakan sayur. Sementara asinan betawi lebih sering ditemukan berisikan sayur-sayuran seperti sawi, kembang kol, tauge, selada, kacang tanah goreng, dan tahu putih. Kuah dari asinan betawi berupa bumbu kacang yang segar karena dicampur dengan cuka dan cabai.
Asinan betawi termasuk kuliner khas Betawi yang disukai oleh para pecinta kuliner Jakarta. Selain enak dan menyegarkan, asinan betawi juga tergolong makanan yang menyehatkan karena banyak mengandung sayur-sayuran. Sebagai pelengkap makan, asinan betawi biasanya ditambahkan dengan kerupuk mie kuning. Di Jakarta, banyak penjual asinan di pinggir jalan. Untuk harganya, asinan betawi biasa dibandrol dengan harga jual mulai dari Rp.10.000 hingga Rp20.000.


6.Akar Kelapa


Betawi tak hanya terkenal dengan biji ketapangnya, tetapi ada juga kue kering khas Betawi lainnya yang tak kalah enak dan berkarakter yakni akar kelapa. Kue akar kelapa adalah panganan ringan yang biasanya disajikan bersama makanan ringan lain, seperti rengginang dan kacang goreng. Selain di Jakarta, kue akar kelapa juga banyak diproduksi dan dijual di daerah Bekasi yang menurut Wikipedia menjadi produsen terbesar akar kelapa.
Tapi modern kini, kue akar kelapa semakin tergerus oleh zaman. Penikmat kue ini mulai berkurang sehingga produksinya pun tidak semasif zaman dulu. Kalau kamu belum pernah mencobanya, kue akar kelapa mempunyai bentuk yang mirip dengan akar kelapa. Rasa dari kue akar kelapa ini manis bercampur gurih. Orang Betawi biasanya menyantap kue akar kelapa sebagai camilan untuk teman minum teh atau kopi hangat di sore hari. Pada saat-saat tertentu, lebaran misalnya, kue ini menjadi salah satu camilan yang paling diburu, terutama oleh anak-anak.


7.Bir Pletok


Bagi mereka yang tinggal jauh dari Jakarta mungkin asing dan memandang negatif dengan minuman ini. Kalau kamu juga mengira kalau bir pletok adalah minuman yang memabukkan karena tersemat kata “bir”, maka hal itu salah besar. Meskipun bernama bir, tapi bir pletok sama sekali bebas alkohol. Minuman khas Betawi ini juga bernasib sama dengan kue akar kelapa yakni semakin langka didapati. Tak sembarangan tempat menjualnya.
Bir pletok sendiri biasa dikonsumsi oleh masyarakat Betawi pada malam hari sebagai penghangat. Selain menghangatkan, bir pletok juga bersifat menyegarkan karena dibuat dari paduan sejumlah rempah seperti jahe, daun pandan wangi, dan serai. Warna yang dimiliki oleh bir pletok tercipta dari tambahan kayu secang yang memberikan warna merah ketika diseduh dengan air panas. Lagi-lagi, meski bernama bir, minuman ini tidak mengandung zat adiktif. Justru sebaliknya, jika dikonsumsi minuman ini akan membantu memperlancar aliran darah.



8.Kembang Goyang

Kue kembang goyang adalah makanan khas Betawi berikutnya yang bisa kamu coba. Kue ini dinamakan kembang goyang karena bentuknya yang seperti bunga kembang dan dibuat dengan cara digoyang-goyang di atas minyak panas hingga adonannya terlepas dari cetakan. Kue ini termasuk kue tradisional khas Betawi yang paling diminati masyarakat dari berbagai kota.
Pada mulanya, kue kembang goyang hanya bercita rasa original dan manis. Tapi semakin ke sini, banyak variasi yang diberikan pada kembang goyang sehingga rasanya pun semakin beragam. Kue ini biasanya menjadi hidangan yang disuguhkan oleh warga Betawi untuk orang-orang yang bertamu ke rumahnya. Dan yang lebih unik lagi, kue ini biasanya ditempatkan dalam stoples bening agar pesonanya tak tertutup oleh warna-warna yang terdapat pada stoplesnya.

 

0 komentar:

Posting Komentar

BTemplates.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Blog Archive